...
Paku dalam bahasa Lampung berarti pakis, Paku Sakha atau Paku Sukha adalah sebutan untuk pakis hutan atau pakis pohon. Tumbuhan pakis hutan atau pakis kayu yang bisa tumbuh tinggi menjulang, habitatnya biasanya di hutan-hutan ini banyak juga tersebar di tanah Lampung.
Klasifikasi Ilmiah:
Paku pohon Cyathea
Kategori ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Pteridophyta
Kelas: Pteridopsida
Ordo: Cyatheales
Famili: Cyatheaceae
Di daerah Lampung, tanaman pakis ini tidak hanya sekedar tumbuhan, paku sukha menjadi sebuah motif yang ada pada berbagai macam benda-benda budaya yang ada di Lampung, termasuk menjadi lambang bagi Paksi Pak Sekala Bekhak kepaksian Belunguh, sudut-sudur ujung rumah panggung khas Lampung terutama Lamban Pesagi, bahkan juga kemungkinan mengilhami bentuk dari Siger Lampung serta ornamen-ornamen lainnya. Ada juga istilah Pandia Pakusakha sebagai salah satu unsur Ke-Saibatinan.
Berikut adalah beberapa benda-benda yang diperkirakan terilhami dari bentuk pakis:
1. Lamban Pesagi
Lamban Pesagi merupakan salah satu rumah adat Lampung. Rumah adat ini mendapatkan penetapan sebagai situs rumah tradisional berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992, Nomor Inventaris: 397.04.06.05 Tahun 1992, oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang. Tahun 2014, rumah ini resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda kategori Arsitektur Tradisional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kata Lamban berarti rumah dan Pesagi berarti persegi, karena denahnya berbentuk segi empat. Rumah ini berasal dari Desa Kenali, Kecamatan Belalau, daerah Gunung Pesagi di Lampung Barat yang bersuhu dingin. Lokasi tersebut mempengaruhi gaya arsitektur Lamban Pesagi yang tertutup atau tidak ditemui serambi terbuka di bagian depan. Untuk bangunan Lamban Pesagi menurut Herry Wiryono, peneliti BPNB Jawa Barat, merupakan rumah tradisional berbentuk panggung yang sebagian besar terdiri dari bahan kayu dan atap ijuk.
Atap perisainya memiliki teritis panjang berbentuk pelana. Teritis berupa kanopi pada pintu masuk utama disangga konsol miring yang panjangnya sampai ke lantai rumah. Terdapat tangga dari papan yang dilengkapi dengan railing sederhana. Struktur panggung terputus dengan struktur dinding rumah.
Posisi dinding lebih menjorok keluar sedikit dan ditopang balok-balok atas struktur panggung. Dinding rumah cenderung tertutup dan hanya memiliki sedikit bukaan berupa jendela. Tiang-tiang panggung diletakkan pada pondasi umpak yang berbentuk segi empat. Kolong rumah panggung digunakan untuk kandang atau gudang.
Lamban Pesagi dibangun berdasarkan kearifan setempat yang menyesuaikan dengan kondisi geografis daerah tersebut. Rumah panggung ini terdiri dari banyak unsur, antara lain Tihang duduk, Bah lamban, Atung, Uwongan, Kakakh, dan Bujokh.
Satu hal yang menarik dari Lamban Pesagi di Kenali ini adalah adanya relief ukir pada ujung-ujung rumah panggung tersebut, relief ukir tersebut dinamakan Paku Sukha, relief ini terinspirasi dari lengkung pakis hutan yang masyarakat Lampung menyebutnya paku sukha. Tidak heran adanya motif paku sukha di lamban pesagi Kenali ini, karena Kenali masuk dalam wilayah Kepaksian Belunguh (Paksi Pak Sekala Bekhak) dimana lambang dari kepaksian ini juga adalah Pakis Hutan (Paku Sukha di Lom Lungub). Selain terdapat pada Lamban Pesagi, motif Paku Sukha juga terdapat di Gedung Dalom Kepaksian Pernong. Ini adalah salah satu bukti dimana tumbuhan Pakis Hutan (Paku Sukha ini begitu bermakna bagi masyarakat Lampung).
2. Suwal/Suwal Kikha/Gaharu
Suwal Kikha/Gaharu adalah benda sejenis sirkam khas Lampung. Suwal dalam bahasa Lampung berarti sisir, dan gaharu adalah nama dari salah satu jenis kayu yaitu kayu gaharu, sebuah kayu yang memiliki aroma yang harum. Benda ini ada yang terbuat dari logam dan ada yang terbuat dari kayu (khususnya kayu gaharu). Benda ini dipakai oleh wanita yang dipasangkan dengan cara diselipkan diantara kepala bagian belakang dan sanggul. Dalam masyarakat Lampung Pesisir Suwal Kikha juga menjadi salah satu bagian dari perlengkapan Siger Lampung Pesisir. Saat tidak memakai siger (Kelabai Sigokh/Induk Siger) maka Suwal Kikha dipasangkan dengan cara ukiran menghadap ke depan, namun saat memakai Induk Siger maka ukiran Suwal Kikha dihadapkan ke belakang.
...
Beberapa suwal dan gaharu seperti pada gambar-gambar di atas memiliki ukiran yang terinspirasi dari tumbuhan pakis hutan, atau masyarakat Lampung menyebutnya Paku Sukha/Paku Sakha terutama terinspirasi dari bagian lengkung pelepah dan daun pakis mudanya. Tumbuhan Paku Sukha ini memang banyak tumbuh di hutan-hutan di daerah Lampung, dan menjadi pola ukir dan motif khas di berbagai benda-benda adat yang ada di Lampung. Hal ini menggambarkan vegetasi alam Lampung, terutama di daerah Seminung-Ranau-Pesagi yang dahulunya konon sebagai wilayah Sekala Bekhak Kuno.
Suwal Kikha/Gaharu adalah benda sejenis sirkam khas Lampung. Suwal dalam bahasa Lampung berarti sisir, dan gaharu adalah nama dari salah satu jenis kayu yaitu kayu gaharu, sebuah kayu yang memiliki aroma yang harum dan kuat/keras. Benda ini ada yang terbuat dari logam (perak/kuningan/tembaga/emas), gading, tanduk (kerbau) dan ada yang terbuat dari kayu. Ada yang diwarnai dengan pewarna dan diberi sisipan manik-manik kaca. Beberapa suwal dan gaharu seperti pada gambar-gambar di atas memiliki ukiran yang terinspirasi dari lengkung tumbuhan pakis hutan (Paku Sukha/Paku Sakha) muda/pucuknya, ada juga yang berbentuk seperti ular dan burung.
...
Benda ini dipakai oleh wanita baik anak-anak, gadis, maupun orang tua pada saat upacara adat Lampung. Suwal ini dipasangkan dengan cara diselipkan diantara kepala bagian belakang dan sanggul. Dalam masyarakat Lampung Pesisir Suwal Kikha juga menjadi salah satu bagian dari perlengkapan Siger Lampung Pesisir. Saat tidak memakai siger (Kelabai Sigokh/Induk Siger) maka Suwal Kikha dipasangkan dengan cara ukiran menghadap ke depan, namun saat memakai Induk Siger maka ukiran Suwal Kikha dihadapkan ke belakang.
nah itu dia beberapa benda adat Lampung yang terilhami dari tumbuhan pakis hutan. semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ingin bekomentar mengenai artikel Ini, silahkan berkomentar dengan baik dan santun: