Kamis, 28 November 2019

Pulau Kemaro atau Pulau Kemarau Wisata Palembang dengan Legenda Kisah Cinta Sejati di dalamnya


Pulau Kemaro
Salah satu lokasi wisata yang ada di Kota Palembang yang wajib kamu kunjungi saat bertandang ke kota ini adalah wisata Pulau Kemaro. Pulau kemaro adalah sebuah delta yang ada di pinggir sungai Musi tepatnya di Kelurahan 1 Ilir, Kecanatan Ilir Timur II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, sekitar 6 km dari Jembatan Ampera.
Pulau kemaro memiliki luas ±79 Ha dengan ketinggian 5 m dpl. Arti dari nama Kemaro sendiri adalah kemarau yaitu pulau yang tidak pernah tenggelam ketika sungai Musi sedang pasang sekalipun.

Gerbang Masuk Pulau Kemaro

Terdapat beberapa lokasi yang ada di Pulau Kemaro yang ikonik dan bernuansa Tionghoa yaitu:
1. Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau yang dibangun tahun 2006. Pagoda ini tingginya 45 meter dengan masing-masing tingkatnya 5 meter.
2. Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kwan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng terdapat makam petilasan Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan.
3. Terdapat pohon  cinta, disebut sebagai "Pohon Cinta" yang dilambangkan sebagai "Cinta Sejati" antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu antara Siti Fatimah Putri Kerajaan Sriwijaya dan Tan Bun An saudagar dari Negeri Cina. Konon, jika ada pasangan yang mengukir nama mereka di pohon tersebut maka hubungan mereka akan berlanjut sampai jenjang Pernikahan. Untuk itulah Pulau ini juga disebut sebagai Pulau Jodoh.
Cerita legenda dan mitos ini jugalah yang menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung untuk datang ke pulau kemaro melihat situs sejarah yang terkait dengan cerita legenda dan mitos tersebut.
Pagoda Pulau Kemaro
Klenteng Hok Tjing Rio

Secara singkat, diceritakan bahwa pada zaman dahulu, datang seorang saudagar dari Negeri Cina, bernama Tan Bun An, ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah. Merekapun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan Cina untuk melihat orang tua Tan Bun Han. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang. Oleh orang tua Tan Bun An dihadiahi pula tujuh guci yang dikatakan oleh orangtua Tan Bun An bahwa guci-guci tersebut berisi emas. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun han ingin melihat hadiah emas di dalam Guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Tan Bun An pun kecewa dan marah, dan tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke sungai, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Tanpa berpikir panjang lagi ia terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi. Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebut.
Makam Petilasan Tan Bun An dan Siti Fatimah
Makam Petilasan Tan Bun An dan Siti Fatimah
Makam Petilasan Tan Bun An dan Siti Fatimah
Makam Petilasan Tan Bun An dan Siti Fatimah

Bagaimana? Keren bangetkan cerita mengenai Pulau Kemaro ini? Maka dari itu setiap orang yang berkujung ke Palembang tak lengkap rasanya jika tida mengunjungi tempat satu ini.
Jika kamu ingin datang kemari, kamu tidak dikenakan biaya tiket masuk alias gratis hanya saja kamu harus menyeberang.
Klenteng Hok Tjing Rio
Bergaya foto di Pulau Kemaro

Untuk menyeberang sampai ke pulau Kemaro ada dua alternatif yaitu:
1. Menggunakan speedboat dengan biaya 200.000 Rupiah sampai 250.000 Rupiah untuk yang datang sendiri atau yang kurang dari ber lima orang dengan jarak tempuh waktu sekita 10 hingga 15 menit.
2. Kalau menggunakan perahu getek/ketek biayanya 300.000 Eupiah sampai 400.000 Rupiah per perahu dengan jumlah 10 orang dengan waktu tempuh 30-45 menit.

Kedua biaya tersebut sudah biaya pulang-pergi, jadi tukang ketek dan speedboat akan menunggu kamu dan rombongan di tepi pulau kemaro dengan waktu yang sudah didiskusikan sebelum keberangkatan. Kalau kamu datang sendirian tinggal cari rombongan dan gabung sama yang lain dengan ongkos dibagi rata perorangnya.
Perahu Ketek di Sungai Musi

Jika kamu ingin Ke Pulau Kemaro saat ada event, disarankan datang pada saat perayaan Cap Go Meh, yaitu 15 hari setelah tahun baru Imlek. Akan ada perayaan dan pertunjukan yang sangat meriah dan pastinya juga ramai.
Foto Bersama Peserta FamTrip Musi and Beyond 2019 di depan Klenteng Hok Tjing Rio
Berikut cuplikan Videonya:

1 komentar:

  1. Oo ini ya legendanya pulau kemaro, ndri. Pantes ya orang palembang rada2 chinese. Mungkin turunan dari pendatang. Btw, jadi penasaran serame apa kalo cap go meh. :D

    BalasHapus

Jika ingin bekomentar mengenai artikel Ini, silahkan berkomentar dengan baik dan santun: