Selasa, 24 September 2019

Serunya Tour D'Smaka Festival Teluk Semaka 2019 (Hari Ketiga)

tim blogger tour de semaka festival telik semaka 2019.jpg
Peserta Tour D'Semaka Festival Teluk Semaka 2019 berfoto bersama Ibu Buati dan Disparbudpora Kabupaten Tanggamus.

Festival Teluk Semaka adalah salah satu Festival Besar yang ada di Kabupaten Tanggamus. Tahun 2019 ini Festival Teluk Semaka diadakan selama 5 hari dimulai dari tanggal 17 September sampai dengan 21 September 2019. Ada banyak acara yang dilakukan di Festival ini salah satunnya adalah Tour D'Smaka yaitu sebuah acara tour mengunjungi destinasi-destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tanggamus. Peserta tour sendiri terdiri dari para blogger, traveler, instagrammer, youtuber, GenPI Lampung, GenPI Tanggamus dan dari Disparbudpora Kabupaten Tanggamus.
para peserta Tour D'Smaka tidak hanya dari kabupaten Tanggamus sendiri melainkan dari berbagai daerah di Provinsi Lampung maupun di luar Provinsi Lampung.

img-20190922-wa00191160521748.jpg

[Hari Ketiga]
Setelah bangun subuh dan bersiap-siap, pukul 07.00 kami berangkat melihat-lihat keadaan dermaga Kota Agung di pagi hari dan melewati tempat pelelangan ikan, dimana lokasi ini adalah tempat beradanya ikan-ikan segar hasip tangkapan nelayan. Jika kamu ingin membeli ikan segar maka di sini tempatnya. Dipagi hari kita bisa melihat keindahan pesisir Kota Agung, aktivitas di sini sudah ramai, kapal-kapal yang bersandar dan aktivitas jual-beli ikan oleh masyarakat. Saat di dermaga, selain kita bisa menikmati pemandangan lautnya, kita juga bisa melihat view gunung Tanggamus di Pagi hari yang samar-samar tertutup kabut embun pagi di arah utara.

Ikan Gudang Lelang Dermaga Kota Agung Tanggamus.jpg
Hasil tangkapan ikan nelayan Tanggamus di Gudang Lelang Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.

Kapal-Kapal nelayan d.jpg
Kapal-Kapal nelayan di Pinggir Pantai Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.

Pemandangan Gunung Tanggamus dari Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.jpg
Pemandangan Gunung Tanggamus dari Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.

Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.jpg
Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.

Puas selama satu jam berkeliling dermaga Kota Agung, kami kembali ke penginapan dan sarapan, selanjutnya berangkat ke Taman Kota untuk mengikuti acara Pangan Agung. Pangan Agung adalah sebuah acara yang diadopsi dari acara adat Lampung Pesisir yaitu tradisi Pangan Balak. Pangan sendiri adalah tradisi makan bersama pada saat upacara adat Lampung, dimana seluruh orang dan undangan yang terlibat dan hadir pada upacara adat tersebut akan ikut makan bersama menikmati hidangan-hidangan tradisional yang ada. Sedangkan kata "Balak" berarti "besar" dimana tradisi pangan ini diikuti oleh lebih banyak orang lagi. Sementara dalam Festival Teluk Semaka 2019, acara Pangan Agung adalah salah satu cara melestarikan dan memperkenalkan salah satu ragam kekayaan adat budaya Lampung khususnya Lampung Pesisir.

Dalam acara Pangan Agung ini, kita juga bisa melihat pengaplikasian belah ketupat pada dekorasi panggung utama dimana orang-orang penting nantinya ditempatkan. Ada Kebung, Tikhai, dan Khakhedaian sebagai dekorasi diniding, dan Laluhukh sebagai dekorasi bagian atas (plafon).

Kebung dan Tikhai.jpg
Dekorasi dinding Khas Lampung Pesisir yaitu Kebung dan Tikhai dengan Motif Belah Ketupat.

Kemudian kasur-kasur yang dilapisi kain putih sebagai tempat duduk ibu bupati dan para pejabat serta tokoh adat di lingkungan Kabupaten Tanggamus, serta makanan-makanan yang disajikan di atas talam berkaki (pahar).

Kasokh Handak dan Talam Bekaki Pahakh.jpg
Kasur yang dilapisi kain putih (Kasokh Handak) dan Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.

pakaian adat lampung pesisir.jpg
Kasur yang dilapisi kain putih (Kasokh Handak) dan Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.

kasokh dan talam bekaki pahakh.jpg
Kasur yang dilapisi kain putih (Kasokh Handak) dan Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.

Dalam acara Pangan Agung, cara menghidangkan makananpun ada berbagai macam, seperti untuk para pejabat dan orang-orang penting ditempatkan di atas panggung utama, duduk di atas kasus yang dilapisi kain putih, dan makanan disajikan di atas talam berkaki (Pahar), dan untuk orang yang sangat penting bahkan makanannya disajikan diatas wadah yang disebut tinung baru di bawahnya ada talam berkaki (pahar) ditutup dengan kain serba putih, atau kain dekorasi khas Lampung lainnya. Dalam adat asli masyarakat Lampung Pesisir, sajian di atas talam berkaki adalah sajian khusus untuk para pemimpin adat (Saibatin) yang ditandai dengan gelar (Adok) Suttan/Suntan, Dalom, Pengikhan, dan Batin, serta Khaja (Raja), selain dari adok tersebut tidak diperbolehkan memakai talam berkaki, melainkan talam biasa tanpa kaki.


talam bekaki pahakh.jpg
Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.

Talam lampung.jpg
Talam sebagai alas makan masyarakat Lampung selain Saibatin dan Khaja.

talam berkaki pahar.jpg
Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.

Talam Lampung.jpg
Talam sebagai alas makan masyarakat Lampung selain Saibatin dan Khaja.

Hidangan yang disajikan adalah makanan-makanan tradisional yang terdiri dari masakan-masakan makanan berat, buah dan kue-kue tradisional. Masakan utama terdiri dari nasi dan lauk-pauk seperti olahan ikan, Ayam, Telor, Sambal, Lalapan, Sayur, Gulai Santan (Gulai Taboh) dan kerupuk. Sedangkan hidangan ringannya adalah buah pisang, dan kue-kue tradisional seperti Selimpok (kue yang dibungkus daun), Lepot (lepat), Tapai, Cucokh (cucur), Gipang/Jipang, Buwak Tat, Khengginang (Rengginang), Kekakhas, dan lainnya.


Kue Tradisional Lampung.jpg
Buah Pisang, Kue-kue (Buak) Tradisional seperti Selimpok, Tapai Siwok, Lepot, Cucokh, dan Gipang.

Pisang dan Kue Tradisional Lampung.jpg
buah Pisang dan Kue Tradisional sebagai sajian adat Lampung yang disajikan di atas talam bekaki khusus untuk Saibatin, Khaja dan tamu agung.

img_20190921_111715563271377.jpg
Lauk di atas talam hidangan pangan untuk masyarakat.

img_20190921_112056925252148.jpg
Gulai Khetak

Gulai Manuk.jpg
Gulai Manuk

img_20190921_0947011930161130.jpg
Buah isang, Kue-Kue Tradisional seperti Buak Kekakhas, Khengginang, Selimpok, Cucokh, Tat, dan Selimpok.

Gulai Lemasa.jpg
Gulai Lemasa

Iwa.jpg
Iwa

img_20190921_101731469046346.jpg
Kue Tradisional di atas Talam

img_20190921_0946531131684412.jpg

img_20190921_1015041495972845.jpg

Setelah ibu bupati hadir dengan iring-iringan adat Lampung dan pencak silat khas Lampung yaitu Pincak Khakot, dan disambut dengan tari Muli Siger, maka acarapun dibuka.


Pincak Khakot.jpg
Pincak Khakot Lampung Pesisir Semaka

img_20190921_102740321402163.jpg

Setelah sambutan-sambutan maka prosesi Pangan Agung pun dimulai. Satu talam makanan berat dan satu talam kue-kue diperuntukan untuk empat orang dan disantap masing-masing bersama sambil bersuka cita. Tak lupa kami peserta Tour D'Smaka mengabadikan momen tersebut.

img_20190921_1128301228848405.jpg

img_20190921_112155513038601.jpg

img_20190921_103952-11625998979.jpg

img_20190921_113005844396297.jpg

img_20190921_104114-11508063258.jpg

img_20190921_104104-1673977039.jpg

img_20190921_111808210927271.jpg

img_20190921_1130261249597106.jpg

img_20190921_1129421771032915.jpg

img_20190921_1039541060435679.jpg

img_20190921_1118122005829591.jpg

img_20190921_1130311312504269.jpg

Setelah acara Pangan Agung selesai, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat sejenak, karena masih ada acara puncak selanjutnya yang menunggu.

Pukul 13.30 kami berangkat menuju ke Lapangan Merdeka dimana puncak acara dan penutupan Festival Teluk Semaka 2019 diadakan. Puncak acara diisi dengan berbagai macam pertunjukan seperti Penampilan Gitar Tunggal dari seniman Lampung Yaitu Hila Hambala dan sendratari kisah legenda Ratu Ali, sebuah legenda atau cerita rakyat dari masyarakat Kelumbayan.

img_20190921_1501271502293756.jpg

img_20190921_150316843234976.jpg

img_20190921_150818288658758.jpg

Kemudian selanjutnya adalah helaran parade Kebayan Lappung, yaitu parade yang diikuti oleh 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan memakai pakaian Adat Lampung dari masing-masing daerahnya. Kebayan dalam bahasa Lampung berarti Pengantin, di sini kita bisa melihat aneka ragam pakaian adat Lampung, khususnya pakaian pengantin yang dipakai langsung oleh para Camat beserta istrinya.

img_20190921_153816905706438.jpg

img_20190921_153824143333576.jpg

img_20190921_1537461195291463.jpg

Setelah parade Kebayan Lappung selesai, selanjutnya kami disuguhkan dengan Arak-arakan pengantin khas Lampung Pesisir Semaka sebagai perwakilan penampilan dari Adat Lampung Pesisir. Dalam adat Arak-Arakan Lampung Pesisir khusus untuk para Saibatin, diawali dengan adanya ula-ula yaitu dua buah umbul-umbul putih perlambang naga pelindung sebagai tanda dan pengaman arak-arakan Saibatin. Lalu Tabuh Kelittang (kulintang/gamelan Lampung) untuk mengiringi pencak silat. kemudian dibelakangnya adalah para pendekar Pencak Silat khas Lampung yang sedang beraksi memperagakan gerak-gerak Pincak Khakot. Mengikut selanjutnya adalah para penari pria yang menarikan tari Khudat (rudat), dan di belakangnya adalah para penari wanita yang menarikan Tari Kesekh memakai selendang diiringi alat musik rebana (hadrah). Pengantin (Kebayan) Saibatin akan berjalan di atas tikar yang dilapisi kain sepanjang perjalanan arak-arakan dan tidak diperkenankan menginjak tanah langsung, kemudian kebayan juga akan berjalan dengan dipayungi Awan Gemisekh yaitu sejenis tandu beratap. Awan gemisekh berarti awan berjalan, Tandu beratap tersebut adalah perlambang awan berjalan yang menaungi orang penting di bawahnya agar tidak terkena panas matahari, selai itu juga diiring dengan payung agung berwarna putih dan kuning. Kemudian menyusul di bagian belakangnya adalah para keluarga, sanak saudara dan masyarakatnya yang ikut bersuka cita. Pada bagian belakang adalah alat musik Bekhdah berukuran besar sebagai musik pengiring pada bagian belakang. Ini adalah salah satu adat Lampung Pesisir sebagai cara memuliakan pemimpin mereka.

img_20190921_1549061957496156.jpg

img_20190921_1543441035572639.jpg

img_20190921_1545101967230461.jpg

img_20190921_154701793765973.jpg

img_20190921_1548561554313620.jpg

img_20190921_1546551720488669.jpg

img_20190921_154237113328465.jpg

Setelah Pertunjukan Arak-Arakan adat Lampung Pesisir selesai, selanjutnya adalah pertunjukan dari perwakilan masyarakat adat Lampung Pepadun yang ada di Kabupaten Tanggamus, khususnya masyarakat Pubian yang menampilkan Pencak Silat khas Lampung dan juga Taru Cangget. Tari Cangget adalah tarian khas masyarakat Lampung Pepadun yang ditarikan ketika begawi (upacara adat).

img_20190921_15530995092748.jpg

img_20190921_1551591932127129.jpg

img_20190921_155547962424635.jpg

img_20190921_1557021254731000.jpg

Setelah pertunjukan dari Saibatin dan Pepadun usai, selanjutnya adalah penampilan tari kreasi "Jak Kebung Mid Bantal" yaitu sebuah tari kreasi yang menggabungkan tradisional dan modern kekinian, menjadikan tarian ini begitu asik dan meriah dengan properti utamanya adalah bantal dengan motif khas belah ketupat. Kamipun sangsn menikmati sajian kekinian ini hingga ikut berjoget, dengan sajian musik yang sedang viral dari aplikasi "tiktok" 😂😂😂

img_20190921_16123214178041.jpg

img_20190921_161234113451927.jpg

img_20190921_1612431340589828.jpg

img_20190921_161241288562686.jpg

Setelah penampilan tari kreasi "Jak Kebung Mid Bantal" selanjutnya adalah tarian penutup yaitu tari selendang dan di bagian akhir semua peserta yang hadir diajak berjoget menari selendang, termasuk bupati dan pejabat-pejabat yang hadir. Setelah tari selendang usai, acara Festival Teluk Semaka 2019 pun ditutup oleh Bupati Tanggamus.

img_20190921_163317912779670.jpg

img_20190921_1628492139361673.jpg

img_20190921_1632301888270393.jpg

img_20190921_1629081436352192.jpg

img_20190921_163401671942792.jpg

img_20190921_1633101344684593.jpg

Selama mengikuti Tour D'Smaka saya merasa sangat senang bisa mengeksplore keindahan dan kekayaan alam serta budaya yang ada di Kabupaten Tanggamus. Banyak sekali hal-hal positif yang saya dapatkan selama event ini, belajar banyak dan mendapatkan pengalaman baru serta teman-teman dan relasi baru dari berbagai latar belakang dan hobi. Tanggamus sudah secara alami dianugerahi alam dan adat budaya yang beragam dan kaya, memunculkan banyak sekali potensi-potensi pariwisata yang bisa diangkat untuk menunjang kesejahteraan masyarakatnya. Untuk sarannya setiap lokasi wisata tidak perlu dipoles berlebihan, alam dan budaya di Tanggamus sudah indah secara alami tidak perlu dipoles secara berlebihan yang justru membuat obyek wisata tersebut kurang indah dan tidak natural. Yang perlu diperhatikan adalah perbaikan infrastruktur untuk memudahkan akses-akses menuju lokasi wisata dan fasilitas-fasilitan penunjang tercapainya 3A Kepariwisataan dan 7 Sapta Pesona demi kemajuan Pariwisata Tanggamus.

Berikut adalah cuplikan Serunya Tour D'Smaka Festival Teluk Semaka 2019:


....
Salam Pesona Indonesia!!!
Lampung The Treasure of Sumatra!!!
Majestic Tanggamus!!!

3 komentar:

  1. […] Untuk postingan serunya Tour D’Smaka Festival Teluk Semaka 2019 hari ketiga klik di sini. […]

    BalasHapus
  2. […] Untuk tulisan serunya Tour D’Smaka 2019 hari kedua silahkan klik di sini. Dan hari ketiga klik di sini. […]

    BalasHapus
  3. Senang sekali bisa menjadi bagian Tour D’Semaka tahun 2019 ini. Banyak sekali wacana baru tentang kebudayaan dan kekayaan alam Tanggamus. Salam Majestic Tanggamus…

    BalasHapus

Jika ingin bekomentar mengenai artikel Ini, silahkan berkomentar dengan baik dan santun: