Peserta Tour D'Semaka Festival Teluk Semaka 2019 berfoto bersama Ibu Buati dan Disparbudpora Kabupaten Tanggamus.
Festival Teluk Semaka adalah salah satu Festival Besar yang ada di Kabupaten Tanggamus. Tahun 2019 ini Festival Teluk Semaka diadakan selama 5 hari dimulai dari tanggal 17 September sampai dengan 21 September 2019. Ada banyak acara yang dilakukan di Festival ini salah satunnya adalah Tour D'Smaka yaitu sebuah acara tour mengunjungi destinasi-destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tanggamus. Peserta tour sendiri terdiri dari para blogger, traveler, instagrammer, youtuber, GenPI Lampung, GenPI Tanggamus dan dari Disparbudpora Kabupaten Tanggamus.
para peserta Tour D'Smaka tidak hanya dari kabupaten Tanggamus sendiri melainkan dari berbagai daerah di Provinsi Lampung maupun di luar Provinsi Lampung.
[Hari Ketiga]
Setelah bangun subuh dan bersiap-siap, pukul 07.00 kami berangkat melihat-lihat keadaan dermaga Kota Agung di pagi hari dan melewati tempat pelelangan ikan, dimana lokasi ini adalah tempat beradanya ikan-ikan segar hasip tangkapan nelayan. Jika kamu ingin membeli ikan segar maka di sini tempatnya. Dipagi hari kita bisa melihat keindahan pesisir Kota Agung, aktivitas di sini sudah ramai, kapal-kapal yang bersandar dan aktivitas jual-beli ikan oleh masyarakat. Saat di dermaga, selain kita bisa menikmati pemandangan lautnya, kita juga bisa melihat view gunung Tanggamus di Pagi hari yang samar-samar tertutup kabut embun pagi di arah utara.
Setelah bangun subuh dan bersiap-siap, pukul 07.00 kami berangkat melihat-lihat keadaan dermaga Kota Agung di pagi hari dan melewati tempat pelelangan ikan, dimana lokasi ini adalah tempat beradanya ikan-ikan segar hasip tangkapan nelayan. Jika kamu ingin membeli ikan segar maka di sini tempatnya. Dipagi hari kita bisa melihat keindahan pesisir Kota Agung, aktivitas di sini sudah ramai, kapal-kapal yang bersandar dan aktivitas jual-beli ikan oleh masyarakat. Saat di dermaga, selain kita bisa menikmati pemandangan lautnya, kita juga bisa melihat view gunung Tanggamus di Pagi hari yang samar-samar tertutup kabut embun pagi di arah utara.
Hasil tangkapan ikan nelayan Tanggamus di Gudang Lelang Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.
Kapal-Kapal nelayan di Pinggir Pantai Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.
Pemandangan Gunung Tanggamus dari Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.
Dermaga Kota Agung, Kab. Tanggamus.
Puas selama satu jam berkeliling dermaga Kota Agung, kami kembali ke penginapan dan sarapan, selanjutnya berangkat ke Taman Kota untuk mengikuti acara Pangan Agung. Pangan Agung adalah sebuah acara yang diadopsi dari acara adat Lampung Pesisir yaitu tradisi Pangan Balak. Pangan sendiri adalah tradisi makan bersama pada saat upacara adat Lampung, dimana seluruh orang dan undangan yang terlibat dan hadir pada upacara adat tersebut akan ikut makan bersama menikmati hidangan-hidangan tradisional yang ada. Sedangkan kata "Balak" berarti "besar" dimana tradisi pangan ini diikuti oleh lebih banyak orang lagi. Sementara dalam Festival Teluk Semaka 2019, acara Pangan Agung adalah salah satu cara melestarikan dan memperkenalkan salah satu ragam kekayaan adat budaya Lampung khususnya Lampung Pesisir.
Dalam acara Pangan Agung ini, kita juga bisa melihat pengaplikasian belah ketupat pada dekorasi panggung utama dimana orang-orang penting nantinya ditempatkan. Ada Kebung, Tikhai, dan Khakhedaian sebagai dekorasi diniding, dan Laluhukh sebagai dekorasi bagian atas (plafon).
Dekorasi dinding Khas Lampung Pesisir yaitu Kebung dan Tikhai dengan Motif Belah Ketupat.
Kemudian kasur-kasur yang dilapisi kain putih sebagai tempat duduk ibu bupati dan para pejabat serta tokoh adat di lingkungan Kabupaten Tanggamus, serta makanan-makanan yang disajikan di atas talam berkaki (pahar).
Kasur yang dilapisi kain putih (Kasokh Handak) dan Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.
Kasur yang dilapisi kain putih (Kasokh Handak) dan Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.
Kasur yang dilapisi kain putih (Kasokh Handak) dan Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.
Dalam acara Pangan Agung, cara menghidangkan makananpun ada berbagai macam, seperti untuk para pejabat dan orang-orang penting ditempatkan di atas panggung utama, duduk di atas kasus yang dilapisi kain putih, dan makanan disajikan di atas talam berkaki (Pahar), dan untuk orang yang sangat penting bahkan makanannya disajikan diatas wadah yang disebut tinung baru di bawahnya ada talam berkaki (pahar) ditutup dengan kain serba putih, atau kain dekorasi khas Lampung lainnya. Dalam adat asli masyarakat Lampung Pesisir, sajian di atas talam berkaki adalah sajian khusus untuk para pemimpin adat (Saibatin) yang ditandai dengan gelar (Adok) Suttan/Suntan, Dalom, Pengikhan, dan Batin, serta Khaja (Raja), selain dari adok tersebut tidak diperbolehkan memakai talam berkaki, melainkan talam biasa tanpa kaki.
Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.
Talam sebagai alas makan masyarakat Lampung selain Saibatin dan Khaja.
Talam Berkaki (Pahakh) sebagai alas makanan untuk para Saibatin dan pejabat penting.
Talam sebagai alas makan masyarakat Lampung selain Saibatin dan Khaja.
Hidangan yang disajikan adalah makanan-makanan tradisional yang terdiri dari masakan-masakan makanan berat, buah dan kue-kue tradisional. Masakan utama terdiri dari nasi dan lauk-pauk seperti olahan ikan, Ayam, Telor, Sambal, Lalapan, Sayur, Gulai Santan (Gulai Taboh) dan kerupuk. Sedangkan hidangan ringannya adalah buah pisang, dan kue-kue tradisional seperti Selimpok (kue yang dibungkus daun), Lepot (lepat), Tapai, Cucokh (cucur), Gipang/Jipang, Buwak Tat, Khengginang (Rengginang), Kekakhas, dan lainnya.
Buah Pisang, Kue-kue (Buak) Tradisional seperti Selimpok, Tapai Siwok, Lepot, Cucokh, dan Gipang.
buah Pisang dan Kue Tradisional sebagai sajian adat Lampung yang disajikan di atas talam bekaki khusus untuk Saibatin, Khaja dan tamu agung.
Lauk di atas talam hidangan pangan untuk masyarakat.
Gulai Khetak
Gulai Manuk
Buah isang, Kue-Kue Tradisional seperti Buak Kekakhas, Khengginang, Selimpok, Cucokh, Tat, dan Selimpok.
Gulai Lemasa
Iwa
Kue Tradisional di atas Talam
Setelah ibu bupati hadir dengan iring-iringan adat Lampung dan pencak silat khas Lampung yaitu Pincak Khakot, dan disambut dengan tari Muli Siger, maka acarapun dibuka.
Pincak Khakot Lampung Pesisir Semaka
Setelah sambutan-sambutan maka prosesi Pangan Agung pun dimulai. Satu talam makanan berat dan satu talam kue-kue diperuntukan untuk empat orang dan disantap masing-masing bersama sambil bersuka cita. Tak lupa kami peserta Tour D'Smaka mengabadikan momen tersebut.
Setelah acara Pangan Agung selesai, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat sejenak, karena masih ada acara puncak selanjutnya yang menunggu.
Pukul 13.30 kami berangkat menuju ke Lapangan Merdeka dimana puncak acara dan penutupan Festival Teluk Semaka 2019 diadakan. Puncak acara diisi dengan berbagai macam pertunjukan seperti Penampilan Gitar Tunggal dari seniman Lampung Yaitu Hila Hambala dan sendratari kisah legenda Ratu Ali, sebuah legenda atau cerita rakyat dari masyarakat Kelumbayan.
Kemudian selanjutnya adalah helaran parade Kebayan Lappung, yaitu parade yang diikuti oleh 20 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus dengan memakai pakaian Adat Lampung dari masing-masing daerahnya. Kebayan dalam bahasa Lampung berarti Pengantin, di sini kita bisa melihat aneka ragam pakaian adat Lampung, khususnya pakaian pengantin yang dipakai langsung oleh para Camat beserta istrinya.
Setelah parade Kebayan Lappung selesai, selanjutnya kami disuguhkan dengan Arak-arakan pengantin khas Lampung Pesisir Semaka sebagai perwakilan penampilan dari Adat Lampung Pesisir. Dalam adat Arak-Arakan Lampung Pesisir khusus untuk para Saibatin, diawali dengan adanya ula-ula yaitu dua buah umbul-umbul putih perlambang naga pelindung sebagai tanda dan pengaman arak-arakan Saibatin. Lalu Tabuh Kelittang (kulintang/gamelan Lampung) untuk mengiringi pencak silat. kemudian dibelakangnya adalah para pendekar Pencak Silat khas Lampung yang sedang beraksi memperagakan gerak-gerak Pincak Khakot. Mengikut selanjutnya adalah para penari pria yang menarikan tari Khudat (rudat), dan di belakangnya adalah para penari wanita yang menarikan Tari Kesekh memakai selendang diiringi alat musik rebana (hadrah). Pengantin (Kebayan) Saibatin akan berjalan di atas tikar yang dilapisi kain sepanjang perjalanan arak-arakan dan tidak diperkenankan menginjak tanah langsung, kemudian kebayan juga akan berjalan dengan dipayungi Awan Gemisekh yaitu sejenis tandu beratap. Awan gemisekh berarti awan berjalan, Tandu beratap tersebut adalah perlambang awan berjalan yang menaungi orang penting di bawahnya agar tidak terkena panas matahari, selai itu juga diiring dengan payung agung berwarna putih dan kuning. Kemudian menyusul di bagian belakangnya adalah para keluarga, sanak saudara dan masyarakatnya yang ikut bersuka cita. Pada bagian belakang adalah alat musik Bekhdah berukuran besar sebagai musik pengiring pada bagian belakang. Ini adalah salah satu adat Lampung Pesisir sebagai cara memuliakan pemimpin mereka.
Setelah Pertunjukan Arak-Arakan adat Lampung Pesisir selesai, selanjutnya adalah pertunjukan dari perwakilan masyarakat adat Lampung Pepadun yang ada di Kabupaten Tanggamus, khususnya masyarakat Pubian yang menampilkan Pencak Silat khas Lampung dan juga Taru Cangget. Tari Cangget adalah tarian khas masyarakat Lampung Pepadun yang ditarikan ketika begawi (upacara adat).
Setelah pertunjukan dari Saibatin dan Pepadun usai, selanjutnya adalah penampilan tari kreasi "Jak Kebung Mid Bantal" yaitu sebuah tari kreasi yang menggabungkan tradisional dan modern kekinian, menjadikan tarian ini begitu asik dan meriah dengan properti utamanya adalah bantal dengan motif khas belah ketupat. Kamipun sangsn menikmati sajian kekinian ini hingga ikut berjoget, dengan sajian musik yang sedang viral dari aplikasi "tiktok" 😂😂😂
Setelah penampilan tari kreasi "Jak Kebung Mid Bantal" selanjutnya adalah tarian penutup yaitu tari selendang dan di bagian akhir semua peserta yang hadir diajak berjoget menari selendang, termasuk bupati dan pejabat-pejabat yang hadir. Setelah tari selendang usai, acara Festival Teluk Semaka 2019 pun ditutup oleh Bupati Tanggamus.
Selama mengikuti Tour D'Smaka saya merasa sangat senang bisa mengeksplore keindahan dan kekayaan alam serta budaya yang ada di Kabupaten Tanggamus. Banyak sekali hal-hal positif yang saya dapatkan selama event ini, belajar banyak dan mendapatkan pengalaman baru serta teman-teman dan relasi baru dari berbagai latar belakang dan hobi. Tanggamus sudah secara alami dianugerahi alam dan adat budaya yang beragam dan kaya, memunculkan banyak sekali potensi-potensi pariwisata yang bisa diangkat untuk menunjang kesejahteraan masyarakatnya. Untuk sarannya setiap lokasi wisata tidak perlu dipoles berlebihan, alam dan budaya di Tanggamus sudah indah secara alami tidak perlu dipoles secara berlebihan yang justru membuat obyek wisata tersebut kurang indah dan tidak natural. Yang perlu diperhatikan adalah perbaikan infrastruktur untuk memudahkan akses-akses menuju lokasi wisata dan fasilitas-fasilitan penunjang tercapainya 3A Kepariwisataan dan 7 Sapta Pesona demi kemajuan Pariwisata Tanggamus.
Berikut adalah cuplikan Serunya Tour D'Smaka Festival Teluk Semaka 2019:
....
Salam Pesona Indonesia!!!
Lampung The Treasure of Sumatra!!!
Majestic Tanggamus!!!
Salam Pesona Indonesia!!!
Lampung The Treasure of Sumatra!!!
Majestic Tanggamus!!!
[…] Untuk postingan serunya Tour D’Smaka Festival Teluk Semaka 2019 hari ketiga klik di sini. […]
BalasHapus[…] Untuk tulisan serunya Tour D’Smaka 2019 hari kedua silahkan klik di sini. Dan hari ketiga klik di sini. […]
BalasHapusSenang sekali bisa menjadi bagian Tour D’Semaka tahun 2019 ini. Banyak sekali wacana baru tentang kebudayaan dan kekayaan alam Tanggamus. Salam Majestic Tanggamus…
BalasHapus