Selasa, 01 Oktober 2019

Tradisi Ngekuk Dalam Masyarakat Adat Lampung Pesisir

b1
...
Kata "ngekuk" berasal dari kata "kekuk" yang bisa diartikan suatu makanan bertekstur lembik atau dikenal juga dengan bubur (Bubukh/Bubokh). Kekuk diberi imbuhan "Nge-" yang
menjadi kata kerja, sehingga secara kata, "Ngekuk" berarti membuat bubur. Dalam makna yang lebih luas, Ngekuk adalah sebuah tradisi membubur mulai dari membuat hingga menyantapnya bersama-sama dengan tujuan tertentu dalam sebuah upacara adat.
...
Ngekuk biasanya dibuat dengan jumlah yang banyak, dibuat secara beramai-ramai, dan dihidangkan serta disantap bersama-sama pada saat upacara adat. Kekuk biasanya dihidangkan dengan piring-piring atau mangkok perseorangannya, disusun berbanjar memanjang (Tanjakh) atau perkelompok-kelompok (pelambakhan).
...
Berdasarkan jenisnya, kekuk di Lampung ada berbagai macam, seperti kekuk gijut/gelamai/Belohok (sejenis bubur sumsum berwarna hijau), kekuk kacang hujau (bubur kacang hijau), Kekuk Intokh (sejenis bubur cendol) dan lainnya yang umumnya manis.

[gallery ids="532,533,534" type="slideshow"]
...
Berdasarkan jenis tradisinya, kekuk dibagi menjadi beberapa tradisi seperti kekuk upi (tradisi ngekuk untuk syukuran bayi), kekuk muli mekhanai (tradisi ngekuk pada saat acara bujang gadis), dan kekuk maju (tradisi ngekuk pada saat acara pernikahan/Manjau Maju).
...
Ngekuk bisa dimaknai sebagai harapan agar (bayi/bujang/gadis/pengantin) dapat bergaul dengan mudah serta diterima baik di lingkungan masyarakatnya sendiri maupun di luar (Nengah-Nyampukh), serta bentuk nyata dari kehidupan bergotong royong (sakai-sambayan).

1 komentar:

  1. Baru tahu kalo di lampung ada bubur blohok juga. Hehe. Rasanya sama kan ya kek bubur sumsum pada umumnya, ndri?

    BalasHapus

Jika ingin bekomentar mengenai artikel Ini, silahkan berkomentar dengan baik dan santun: